Rabu, Juli 17, 2019

Pendakian ke #7 Ajak Anak Istri Ke Penanggungan via Tamiadjeng

Sebelum Ajaran Baru 2019/2020 dimulai, saya sempatkan mengajak anak dan istri untuk mendaki ke Gunung Penanggungan. Letaknya yang cukup dekat dari Rumah adalah alasan utama kami mendaki ke sini. Stelah persiapan logistik dan perlengkapan dirasa cukup, kami berempat berangkat dari rumah sekitar Jam 09.00 pagi menuju ke Pos perijinan Gunung penanggungan. Kurang lebih jam 11 an kami sudah sampai. Saya langsung menuju pos perijinan untuk mengurus tiket masuk. Anak-anak dan istri saya minta untuk pesan makanan dan minuman sambil persiapan sholat Dhuhur sekalian. Perlu dicatat, disini tidak ada sumber air, jadi saya harus bawa 6 botol air mineral 1,5 literan untuk kebutuhan kami berempat selama 2 hari ini.

Tepat jam 12.00 siang, kami berempat langsung mulai jalan dari Pos perijinan menuju Pos 2. Medanya masih datar. tak berapa lama sampailah kami di Pos 2. Disini ada warung yang buka hampir tiap hari. Disini bisa menmbeli perbekalan jika dirasa belum cukup. Lanjut ke Pos 3. Medan dari pos 2 ke pos 3 sudah mulai ada tanjakan, tapi masih enak, berupa tanah dan ada tatakan trap-trapan semacam tangga beraturan yang dibuat oleh pengelola. Anak dan istri belum begitu mengeluh sesampainya pos 3. nah mulai Pos 3 menuju ke Pos 4 medan sudah mulai curam. Disini istri mulai merasa capek, sehingga tas daypacknya pun akhirnya saya bawa untuk mempercepat pegerakan Istri. Klo anak-anak malah jalannya cepat sambil gurauan mereka berdua, praktis saya hanya ngikuti jalan istri yang sudah kelihatan capeknya. Jaln pelan lalu istirahat, begitu terus sampai akhirnya sampai ke Pos 4. Disini kami cukup lama istirahatnya, kami makan cemilan coklat dan minum secukupnya. Dirasa tenaga sudah pulih kembali, kami berempat lanjut ke Puncak banyangan. Dari Pos 4 ke puncak bayangan medanya cukup berat, sudah tidak ada lagi trap-trapan yang dibuat oleh pengelola, kami jalan sesuai jalur air. karena musim kemarau, maka jalanya berdebu, maka jangan lupa bawa masker atau buff untuk lebih amannya. Disini anak saya pertama yang membantu adiknya, sedang saya membantu istri yang sudah kelihatan sangat capek. Setelah tertatih-tatih dan saling membantu, akhirnya sampailah kami berempat di puncak bayangan. Total dari Pos perijinan ke Puncak bayangan kami tempuh dalam waktu 4 Jam. 

Kami istrirahat sambil mencari tempat yang cocok, sudah banyak tenda yang berdiri sewaktu kami sampai disini, adalah 10an tenda. karena waktu sudah menjelang mahgrib, saya segeramendirikan tenda dibantu istri dan anak-anak. Disini saya membawa 2 tenda kapasitas 2 orang dengan saya dirikan berhadapan dan kemudian saya tutup dengan Flysheet ukuran 3m x 4m. Setelah tenda siap, kami masuk ke tenda, bersih2 tubuh dengan tisu basah dan saya masak air untuk bikin minuman hangat. untuk makan kami tidak bingung karena kami bungkus nasi dari bawah, jadi gak usah repot-repot masak nasi.  Malam kami lalui dengan suara tenda lain yang sangat berisik. ada yang karaoke, ada yag main gitar, ada yg nyetel mp3 sangat keras, jadi sudah tidak seperti di gunung lagi. Ini bisa jadi masukan buat pengelola, harusnya dilarang pendaki yang membawa gitar, dan ada petugas yang mengontrol di Puncak bayangan agar tidak ada yang membunyikan Mp3 sesuka hatinya. Untuk anak saya bisa tidur setelah komplain gak bisa tidur akibat "brebeken".

Sekitar jam 4 pagi saya bangun dan langsung masak air untuk bikin minuman hangat. Kami memang tidak mengejar Sunrice, jadi kami masih nyantai sewaktu pendaki lain sibuk siap-siap untuk summit atack menuju puncak Pawitra. Saya sengaja membiarkan anak-anak dan istri tidur pulas, biar bangun sendiri. Akhirnya sekitar jam 5 pagi semua sudah bangun. Setelah tayamum dan sholat, kami berempat keluar tenda sambil membawa coklat hangat di gelas. kami duduk diatas batu deket tenda sambil menikmati pemandangan indah dan udara pagi yang segar. Disinilah nikmatnya naik gunung.

Setelah sarapan, kami mulai berangkat muncak sekitar jam 7 an. Medan nya cukup berat. Bebatuan dan campur tanah berdebu. Setelah sekitar 30 menitan berjalan, istri saya kelihatan sangat kelelahan, maka saya menyarankan istri untuk kembali ke tenda, karena untuk kepuncak masih cukup jauh dan berat, untuk alasan keselamatan, akhirnya istri menuruti untuk kembali dan menunggu kami bertiga lanjut ke puncak. Disni saya melihat sendiri, anak-anak begitu gesit melewati setiap tanjakan. Gak nampak rasa lelah sedikitpun, mungkin organ tubuh mereka masih sangat bagus dan kondisi badan dalam keadaan fit. Sekitar 1,5 jaman kami bertiga sampai puncak. Sesampai puncak, Anak saya yg kedua masih penasaran sama puncak kedua di samping puncak pawitra, akhirnya saya temenin dia untuk ke puncak  satunya, dalam hati saya kok gak ada capeknya anak ini. Mbaknya gak mau ikut, dia asyik berfoto ria. Butuh waktu sekitar 10 menitan untuk menuju puncak satunya. Pas balik ke puncak awal, saya ajak untuk sedikit memutar biar sekalian mengetahui kondisi puncak dan akhirnya ketemu anak saya pertama ditempat semula.

Dipuncak kami bertiga menghabiskan waktu 1 jaman. Puas banget naka-anak menikmati pemandangan sambil kita makan dan minum bekal kami.  

Powered By Blogger