Kamis, Januari 09, 2020

Cerita Lari saya, ingat masa kecil

Hobby saya lari saat ini, tak lepas dari kisah kecil dulu. Saya masuk SD tahun 1982, untuk Rutenya bisa dicek disini: https://www.endomondo.com/routes/1448488980 . Saat ini baru sadar, dulu waktu SD tiap hari jalan kaki 3,5 KM dari senin sampai dengan Sabtu. Suatu kebiasaan yang secara tidak sengaja membantu fisik saya saat itu menjadi terlatih dan bonusnya badan bisa lebih sehat. Waktu SMP kebiasaan jalan kaki berlanjut, cuma ini jaraknya PP sekitar 1 KM saja, karena letaknya Rumah Budhe (dimana saya tinggal waktu SMP) cukup dekat. Waktu SMA kebiasaan jalan kaki ini masih berlanjut juga, jarak kos-kosan saya dengan SMA kurang lebih PP 1,5 KM. 

Waktu SMA pernah jalan kaki dari Rumah ortu di Pragak Parang ke sarangan dengan jarak sekitar 25 KM. Pengalaman yang tak kan terlupakan. Berangat habis isyak, sampai sarangan sudah masuk waktu subuh. jalan pelan2, sering berhenti, karena banyak temannya jadi gak begitu terasa capeknya. Waktu itu sekitar tahun 80 an masih banyak yang jalan kaki ke sarangan setiap malam 1 Suro. Sekarang sudah hampir tidak ada, semenjak sepeda motor memebuhi jalanan. Selain ke sarangan, jaman SMA juga pernah ikut Lomba Lintas alam, dari Sekolah ke Telaga Ngebel dengan Jarak sekitar 35 KM.

Masih di jaman SMA, pernah terpilih jadi pelari pembawa obor PON Jatim tahun 1995. Iseng2 aja ikut seleksi untuk ikut jadi pembawa Obor PON Jatim tahun 1995. masih ingat betul, tesnya di stadion Batoro katong. Tesnya standart kayak masuk tentara, dikasih waktu 12 menit mampu menyelesaikan berapa putaran. Dan alhamdulillah lolos bersama teman2 lainya yang kebanyakan yang terdaftar di Ekskull Bela Diri Jujitsu. 

Waktu kuliah, aktivitas jalan kaki dan lari hampir tidak ada. Waktu kuliah waktu habis untuk kuliah dan touring. yang tak terlupakan adalah touring ke Bali dari Malang 8 orang satu kontrakan. Ceria lucunya, semua uang dikumpulkan jadi 1, dan kelihatannya kurang jadi sampai menggadaikan Tape Compo dan mesin ketik biar cukup buat bensin dan makan, untuk nginap bisa tidur di mana saja, bisa di Masjid, POM bensin atau kantor Polisi. dan benar, Touring ke Bali ini yang sangat berkesan, nyetir gantian. Cukup terbantu dengan adanya Bulik saya di denpasar, selama 2 hari bisa tidur dan makan gratis. makasih Bulik Narmi...

Cerita berlanjut ke aktivitas mendaki, September 2017 kami ber 6 berangkat ke Ranu Kumbolo, semuanya pemula, tidak ada persiapan yang matang, perlengkapan mendaki kami sewa semua. Dan Alhamdulillah, ternyata sampai juga kami ber 6 Ke Ranukumbolo Semeru. Tentu dengan banyak cerita, tapi dari sini adalah titik dimana saat ini saya suka Trail Run. Setelah Ranukumbolo ini aktivitas mendaki saya tidak kapok, justru malah semakin penasaran ingin menggapai puncak2 gunung di jatim, antara lain Penanggungan, Arjuno, Welirang, Lawu, Lintas Arjuno dan Welirang.

Berjalannya waktu, ada komplain dari anak dan kekawatiran Istri terkait aktivitas mendaki ini yang mengharuskan menginap di gunung bisa sampai 3 hari atau 4 hari. Dimana selama digunung sinyal tidak ada, wajar jika anak istri kawatir. Nah berawal dari sini mulai menekuni lari. Sebenarnya event lari pertama saya yaitu di tahun 2016 ikut 10K dengan persiapan minim akhirnya Virgin 10K saya bisa Finish 82 menit.  Dan aktivitas lari saya mulai rutin lagi sejak Lebaran 2019 kemarin. Dimana sehabis lebaran berat Badan turun ke 71 KG yg sebelumnya 74 KG. Dan sejak saat itulah mulai rutin berlari. Jadwal lari saya yaitu Easy Run tiap Selasa dan Kamis, Sabtu Longrun. 

Setelah bisa latihan Rutin Lari, badan terasa lebih sehat, sudah jarang sakit Flu atau susah tidur. Saat ini sudah bisa menyelesaikan Virgin Half maraton 21 KM Road dan Virgin Half marathon Trail Run. Tahun 2020 ini semoga bisa menyelesaikan Full Marathon 42 KM Road.

Kedepan akan tetap fokus di lari, dengan basic road run untuk bisa trail run. Jadi sekarang jika mendaki gunung sudah tidak membawa keril lagi, dari pos perijinan langsung puncak dan balik lagi. Sementara berlatih di gunung dibawah 3.000 mdpl dulu. Trail Run yang sudah di 2019 yaitu Gunung Pundak, Gunung Panderman, Gunung Buthak.

Gunung Buthak 2868 mdpl

Gunung Pundak 1585 mdpl



Powered By Blogger