Kamis, Desember 02, 2010

Teman Bayangan Anak

Cerita Nyata:
Disini aku mau share tentang pengalaman anak saya yang waktu itu berumur 3 th.

Kisah ini berawal waktu kami mulai kontrak rumah sederhana di Jl. Jemur Gayungan II Surabaya. Jalan tersebut merupakan jalan tembusan jika Jalan Ahmad Yani Macet, jadi banyak sepeda motor yang mengambil jalan pintas melalui gang tersebut.

Anak perempuan saya, sebut saja Nesha baru berumur 3 tahunan waktu kami ajak pindah ke kontrakan tersebut yang sebelumnya tinggal bersama neneknya di jember. Di jember Nesha tinggal di suatu dusun yang sangat damai, tenang, dan jauh dari suara bising kendaraan dan udaranya masih bersih.

Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, Nesha mulai menampakkan perubahan sikap, seperti mudah marah, sulit di atur pokoknya agak bandel bila dibandingkan waktu di kampung. Nesha seperti kehilangan lingkungan atau habitatnya sebagai anak kecil yang harusnya bebas bermain, berlari-lari kesana kemari sepuasnya. Di Surabaya dia bosan cuma didalam rumah, karena pagar selalu kami kunci karena bahaya kalau sampai Nesha main dijalan, karena sepeda motor yang lewat cukup ramai baik pagi, siang, atau sore.

Teman Nesha cuma di sekolah saja, itupun cuma 3 jam an bisa berkumpul, maklumkan masih playgroup. Terus teman-teman di tetangga sekitar kontrakan usianya lebih banyak jadi tidak cocok. Makanya Nesha banyak menghabiskan waktu tiap hari di dalam rumah kontrakan berdua sama Ibunya, karena saya waktu itu berangkat pagi-pagi sekitar jam 03.00 pagi, dan pulang sebentar 7 pag,i berangkat lagi jam 10 siang ,dan pulang lagi jam 6 sore. Jadi sangat sedikit sekali waktu saya untuk Nesha. Jadi praktis yang sering menemaninya di rumah hanya Ibunya saja.

Mungkin karena bosan temanya cuma Ibunya saja, atau entah karena imajinasinya yang kuat, maka Nesha menciptakan teman bayangan yang bernama Sili. Si Sili ini anak cewek seusia Nesha (sesuai penuturan Nesha). Jadi tiap hari Nesha bermain bersama si sili ini. Saya ingat betul Nesha bilang;''Ayo sili belajar mewarna sama aku," atau dia juga sering bilang; "Jangan gitu, sini aku ajari."

Waktu itu kami tidak begitu memperhatikan gelagat Nesha yang menciptakan teman bayangannya ini. Justri setelah kami pindah kerumah kami sendiri (Alhamdulillah setelah 2 tahun kontrak, kami bisa beli rumah sederhana walaupun masih nyicil) baru menyadari dan mencoba mengingat pengalaman Nesha waktu masih di kontrakan tersebut. Saya sangat kasihan dengan Nesha jika mengingat yang terjadi pada Nesha waktu itu.

Sekarang semuanya sudah berubah, Nesha sudah menemukan lingkungan sebagai anak kecil yang semestinya. Dia bisa sepedaan sepuasnya, bisa berlari-lari sepuasnya tanpa kawatir dengan sepeda motor yang lewat, dan bisa menemukan teman sebayanya.

Intinya, memberikan lingkungan yang baik pada anak kita adalah suatu kewajiban kita sebagai orang tua.

Demikian yang bisa saya share pada anda, mungkin bisa bermanfaat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger