Selasa, November 06, 2018

Pendakian #1 Semeru, Malam Pertama saya Mendaki


      
Ini adalah pendakian pertama saya yang menjadi titik awal, mengapa saya akhirnya suka mendaki. Sulit menjelaskannya jika belum pernah mengalaminya sendiri. Ada banyak hal kenapa akhirnya saya suka mendaki, dan yang paling utama adalah, di setiap pendakian akan memberikan pelajaran yang sangat berharga yang akhirnya akan membuat saya lebih baik. Bisa lebih dekat dengan Alloh SWT. Selain itu banyak sekali manfaat dari mendaki. Pengen tahu......maka Jawabannya adalah ...."Mendakilah".

Kembali ke pendakian, Pendakian #1 ini terdiri dari  6 Orang yaitu, Pak Zulham, Pak Nanang, Pak Priyadi, Pak Hendra, Ragil (adik Ipar pak Hendra), pak Yori dan saya sendiri. Hari kamis sekitar jam 20.00 Tanggal 20 September 2017, kami berenam berangkat dengan naik motor masing2 ke Rumah Pak Zulham di Malang. Kami menginap semalam dan paginya langsung berangkat ke Ranupane. Perjalanan ke Ranupane ditemani kakak kandung Pak Zulham yaitu Ibu Yun, karena Ibu Yun ini punya basecamp di ranupane sehingga kami berenam bisa istirahat dulu sebelum melakukan pendakian. Di bulan September 2017 waktu itu belum diberlakukan wajib booking online dan mulai 1 Oktober 2017 baru dimulai booking online. Jadi waktu itu kita bisa langsung daftar saat itu juga, tentunya setelah membaca syarat2nya di website http://bromotenggersemeru.org/ .

 Singkat cerita sekitar jam 10.00 kami berenam mulai berjalan dari Pos Ranu Pane. Karena ini adalah pendakian pertama bagi kami dan minim sekali persiapan fisik serta amburadulnya logistik, maka baru jalan sekitar 1 KM kami semua sudah merasa ngos-ngosan. Saya sendiri merasa beban yang saya bawa terlalu berat. Waktu itu membawa keril 80 L plus Kelebihan 10 L lagi karena target saya sama ragil waktu itu sampai kalimati, bisa dibayangkan betapa beratnya dengan persiapan fisik yang minim hahahahaha. Tapi pelan-pelan saya mulai menemukan ritme jalan. Teman-teman saya minta jalan duluan. saya berfikir, jika saya ikut ritme teman2 saya yang kewalahan, maka saya berusaha jalan dengan ritme saya sendiri, toh jalur ke Rakum sangat jelas dan tidak kawatir tersesat. Dan akhirnya kami lepas dari Pos 3 Matahari masih kelihatan sekitar jam 16an . Tak lama kami bisa melihat air Ranu Kumbolo, rasa capek seketika hilang. kami pacu jalan sampai Pos terakhir sebelum Ranukumbolo Matahari belum terbenam. lalu kami foto-foto. Dan habis itu matahari terbenam dan secepat kilat suhunya terasa sangat dingin. Kami berenam jadi kaget dan panik. Berusaha nyari jaket yang tebel dan akhirnya membongkar Tas. Karena jaket tebal berada di posisi paling bawah bersama sleeping bag. Setelah memakai jaket tebal kondisi tubuh lumayan hangat.Taklupa kami memakai Headlamp. Setelah itu kami berusaha membuat minuman hangat. Karena cuaca sudah gelap dan dingin, kami kesulitan nyalain kompor. Tak lama kemudian, lewatlah rombongan entah dari mana, kayaknya sudah berpengalaman ke semeru, mereka menyarankan ke kami untuk terus jalan ke Ranukumbolo dan segera mendirikan tenda, setelah itu baru bisa masak2 dan bikin minum lalu istirahat katanya. Berhubung kami pemula semua, maka menuruti aja apa kata rombongan tersebut, maka kami langsung menuju Ranu Kumbolo yang hanya 30 menit lagi sudah sampai.

Sesampainya di rakum, kami berbagi. Ada yang mendirikan tenda dan ada yang masak air. Setelah dua tenda berdiri, kami langsung masuk ke dalam tenda sambil minum energen hangat. Salahnya saya waktu itu, saya keluar tenda lagi sambil makan dan menghabiskan minum. Saya fikir kondisi tubuih saya sudah aman. Dan ternyata tak lama diluar tenda, saya langsung menggigil kedinginan, langsung masuk tenda dan rebahan memakai sleeping bag. Pas tengah malam saya masih merasa dingin seperti masuk angin, langsung ingat ternyata saya belum ganti kaos yang saya pakai buat jalan tadi, jadinya masih basah sehingga membikin badan tambah dingin. lalu segera ganti kaos dan minta tolong pak zulham untuk olesin minyak kayu putih di punggung. Badan agak mendingan, sudah bisa kentut jadi agak lega. Malam itu terasa sangat panjang. kami satu tenda berempat  yaitu saya, pak Zulham, pak pri dan pak nanang sedangkan pak Hendra dan Ragil berada di tenda satunya. Malam itu benar-benar malam yang sangat mencekam, bagaimana tidak. Udara sangat dingin, angin bertiup sangat kencang, dan ditambah suara pohon2 diterpa angin yang menimbulkan suara mengerikan. Karena belum pernah mengalami suasana seperti ini sebelumnya, maka bagi saya ini adalah sangat mencekam. Yang bisa dilakukan hanya berdoa kepada Alloh SWT semoga diberi keselamatan buat kami semua. Malam itu saya merasa sangat dekat dengan Alloh SWT, belum pernah sedekat ini sebelumnya. Malam itu terasa bahwa begitu mudahnya Alloh jika mau mencabut nyawa umatnya. Dari sinilah saya pribadi merasakan, jika posisi manusia sudah tidak ada yang bisa menolong, maka hanya Alloh lah yang bisa menolong kita.

Dan Alhamdulillah, akhirnya kami bisa melewati malam itu, waktu menunjukkan jam 04.00 pagi, suhu diluar sudah tidak begitu dingin, pelan2 kami semuai mulai berani keluar tenda dan di suguhi pemandangan yang luarbiasa. Air Ranu Kumbolo seakan mengeluarkan kabut. Sambil membuat minuman hangat kami berenam menceritakan kisah masing2, ada yang tidur nyenyak dan ada yang gak bisa tidur terutama saya dan pak pri. Habis bikin minuman hangat dan makan camilan, kami berenam foto2 dan menikmati pemandangan. Ada banyak tenda disekitar kami. Banyak yang datang pas dinihari. Sebenarnya tempat mendirikan tenda yang dibawah tanjakan cinta perlu jalan lagi sekitar 30 menitan dari tempat tenda kami berenam, dikarenakan kondisi kami yang sudah capek maka ditempat inilah kami mendirikan tenda.

Puas foto2 dan menikmati pemandangan sekitar tenda, kami jalan menuju tanjakan cinta. dari sana bisa melihat oro2 ombo dan puncak mahameru. Dalam hati saya, kapan2 ingin mendaki ke semeru, jika Alloh mengijinkan, maka waktu itu akan tiba. Tak lama kami kembali ke tenda lagi, masak berkemas dan turun lagi.

Pendakian pertama inilah yang memberikan pengalaman yang luar biasa, ibarat pengantin, ya inilah yang disebut Malam Pertama saya untuk Mendaki.

Pelajaran yang bisa dipetik dari pendakian pertama ini:
- Perlengkapan mendaki harus lengkap dan standart karena berhubungan dengan nyawa
- Manajemen Logistik harus baik, tidak kurang dan tidak berlebihan.
- Logistik Bersama harus dibagi rata kepada semua anggota team, biar sama2 ringan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger