Dan......waktu berangkat sudah tiba, sebelum berangkat melakukan check list ulang perlengkapan dan logistik. Setelah dipastikan lengkap semua, Cuuzzz berangkat dari Perum Jaya regency Sedati Sidoarjo Hari Kamis Tanggal 12 April 2018 Jam 04.00 wib dengan naik Motor kami Masing2. Sampai di Pos Perijinan Tretes jam 05.00. Datang langsung Parkir Motor dan ganti Baju dan celana Lapangan. Saya kebagian tugas membeli tiket masuk Rp. 5000/org dan Parkir Motor Rp. 5.000,-/Motor/hari. Tak lupa untuk mengisi perut sarapan nasi campur dulu di warung depan Pos Perijinan Tretes. Tepat pukul 06.00 mulailah jalan menuju Pos Pet Bocor. Jalan dari pos perijinan ke pet bocor sangat rimbun, jadi udara pagi itu terasa sejuk. Pelan-pelan tubuh sudah terasa hangat. Kurang lebih 30 menit sampailah kami ke Pos Pet Bocor. Istirahat sebentar dan lanjut Jalan lagi, sebenarnya habis Pet Bocor ada 1 Lagi yaitu Pos Penarikan Tiket Masuk TAHURA (Taman Hutan Raya) Raden Soerjo. Karena sampai sini sekitar jam 6.30 jadi masih Tutup, info dari Ibu penjaga Warung bukanya jam 08.00. Dipendakian sebelumnya, Pos Tahura ini saya bayar tiket Rp. 10.000,-/orang/hari plus asuransi Rp. 2.500,-/org.
Medan menuju Pos Kopkopan adalah jalan makadam berbatu dengan lebar 3 meteran. Tanjakan masih biasa, ada dataran belok kiri naik lagi belok kanan naik lagi begitu terus sampai pos Kopkopan. Untuk Normal bisa ditempuh 3 jam sampai 4 jam dari Pos Perijinan. kami sampai Pos Kopkopan sekitar jam 12.00. kami langsung menuju pancuran air yang ada di Kopkopan ini, cuci muka, tangan, kaki dan membasahi rambut biar segar. Istirahat cukup lama disini sekitar 1 jam. Untuk melemaskan otot kaki kami oleskan Hot Cream. Jam 13 kami lanjut jalan lagi menuju Pos Pondokan. Medan dari Pos Kopkopan menuju pondokan bisa dibilang berat. Tanjakan curam dengan batuan tidak ada habisnya. Disinilah fisik dan mental benar2 teruji. maka sebaiknya bagi yang baru pertama kali kesini, berangkat sore dari perijinan lalu malamnya ngecamp semalam di Kopkopan baru besuknya lanjut ke Pondokan, itu akan lebih baik. Latihan naik turun kursi cukup membantu untuk melatih jantung, otot paha atas dan betis. Ritme jalan juga perlu diatur, tidak baik jalan cepat dan tidak baik juga kelamaan berhenti. Metode yang pas adalah, jalan pelan dengan langkah kecil dan berhenti hanya secukupnya untuk minum atau makan cemilan coklat dan madu sangat disarankan.
 |
Sumber Air di Kopkopan |
Akhirnya setelah perjalanan yang cukup berat, sampailah kami dipondokan jam 18.30. Yang pertama dilakukan adalah mengganti baju basah dengan baju kering dan memakai jaket, karena baju basah bisa membuat masuk angin dan jaket bisa membuat badan hangat. Suhu jam 18.30 sudah mulai dingin di Pondokan. Kami berbagi tugas, ada yang masak air buat bikin minuman hangat dan ada yang mendirikan tenda. Malam itu awalnya hanya 2 tenda di Pos Pondokan, kami dan ada dari Malang. malamnya baru datang lagi 1. Selesai Masak dan makan malam, kami pun merebahkan diri, mencoba untuk langsung tidur. dan sepertinya pak Yori yang tidurnya paling gampang, saya dan Pak Pri hanya tidur ayam. Tidur sebentar bangun lagi dan begitu terus sampai jam menunjukkan pukul 04.00.
#Pendakian Arjuno 13 April 2018
Kami siap2 untuk jalan menuju puncak arjuno. Kami membawa minum, cemilan, mantel, dan head lamp. Semua bisa masuk di Tutup tas keril Consina Bering 60 L, badab Keril dan isi lainnya tetap berada di tenda. Kami berangkat ber lima, karena rombongan yang datang malam2 ternyata juga mau naik ke arjuno, namanya Mas Danan dan istrinya dari Surabaya.
 |
Pagi di Pondokan |
Kami mulai meninggalkan Pondokan sekitar jam 06.00 pagi, sengaja sudah terang karena jalur ke Arjuno sangat sulit dan hanya jalan setapak. Beda dengan jalur ke Welirang yang cukup lebar dan lebih dekat. jalur ke ke lembah kidang berupa jalur setapak dengan kanan kiri semak2 dan rumput ilalang setinggi. jalur ke arjuno ini jika daro Pondokan arahnya ke kiri, jika ke welirang lurus mengikuti jalan bebatuan. Kurang lebih 15 menitan kami sampai Lembah kidang 1. Disini ada sekitar 4 tenda, kami sengaja ngecamp di pondokan, karena besuknya kami masih harus naik ke puncak welirang. Pendakian ke Arjuno kali ini adalah pendakian saya yang ke 2, sehingga masih lumayan ingat jalurnya. Setelah dari Lembah Kidang 1 kami lanjut ke Lembah Kidang 2, disini terlihat penampakan yang sangat indah, hamparan savana yang hijau dan masih perawan.
 |
Lembah Kidang |
Lepas dari Lembah kidang jalurnya banyak dataran dan sudah mulai menanjak, berupa tanah dan sebagian berbatu. Kurang lebih dua jaman, sampailah di watu gede.
 |
Watu Gede |
Dari watu gede ini kita melewati tanjakan yang cukup curam dan panjang, sebagian besar treknya tanah, banyak sekali pohon pinus sehingga kita bisa pegangan ke akarnya. Orang menyebut jalur ini adalah alas lali jiwo (Hutan Lupa jiwa). Kami bertiga sepakat untuk saling menjaga jarak untuk tidak terlalu jauh satu sama lain, dan tetap fokus agar fikiran tidak kosong. banyak mitos yang berkembang, jika fikiran kosong maka kita akan tersesat dibawa ke alam ghoib. Sekitar 3 jaman sampailah di Pasar dieng. yaitu dataran terbuka yang berada di punggungan. Disini terdapat tugu perbatasan malang dan Pasuruan serta ada makam atau petilasan para pendaki yang meninggal Dunia di Arjuno. Tumbuhan hanya sebatas tumbuhan perdu. Jadi kita bisa leluasa memnadang puncak Ogal-agil dan kepulan asap puncak welirang sangat terlihat jelas dari sini.
 |
Makam atau petilasan Bisa menjadi pengingat bahwa
kita semua akan menghadap kepada Alloh SWT |
 |
Tugu penanda perbatasan Malang dan Pasuruan di Pasar Dieng |
Puncak Ogal-agil arjuno tinggal sedikit lagi, tinggal jalan lurus dan turun lalu naik lagi kita sudah sampai Puncak Arjuno 3.339 mdpl. Akhirnya setelah jalan sekitar 6 jam dari Pondokan, kami sampai di Puncak Arjuno.
 |
dari Kiri Pak Yori, Pak Priyadi dan Saya |
 |
Bersyukur bisa sampai puncak dengan selamat |
Cukup mengambil foto dan menikmati pemandangan, sekitar jam 13. kami langsung turun menuju pondokan. Pas sampai di pasar dieng, hujan rintik mulai turun, dan suara geluduk seakan menyuruh kami untuk segera turun dari puncak. Kami pakai mantel yang sudah kami siapkan. Mulai dari sinilah pengalaman dan petualangan luar biasa terjadi. Lepas dari Pasar dieng, yaitu di Alas lali Jiwo kami diterpa Hujan deras disertai suara Petir yang menggelegar. Untungnya angin tidak bertiup kencang seperti di lawu. Suasana hampir sama dengan di lawu. Bedanya di Lawu Hujan lebat disertai angin, di sini Hujan lebat disertai petir. Sama-sama mencekam, tapi tetap kami berusaha fokus, tenang dan selalu berdoa. Disinilah saya merasa begitu dekat dengan Alloh SWT, karena hanya kepada Nya lah kami minta pertolongan dalam situasi yang seperti ini. Kami bertiga tetap berusaha tenang dan saling menjaga jarak untuk tidak terpisah dari rombongan. Air pelan-pelan mulai mengalir di jalan yang kami lewati. Karena kebanyakan jalan yang kami lewati adalah jalan air. kami bertiga terus berjalan dengan Guyuran hujan lebat. Disepanjang perjalanan jika ada kilat lap gitu, secara reflek kami bertiga langsung merunduk di bawah pohon. Karena setelah ada kilatan pasti disusul suara petir "Duaaarrrr". karena kecepatan cahaya lebih cepat dari pada kecepatan Suara. (Ingat Ilmu fisika jaman SMP dulu). Begitu terus berkali-kali. Air semakin deras, dibeberapa bagian bahkan ketinggian air sudah sampai lutut. Jadi sepatu dan celana basah semua sudah tidak kami hiraukan. yang ada hanya fokus terus berjalan dan berdoa semoga hujan dan petir lekas reda. Sampai watu gede hujan sudah mulai reda, tapi petir masin terus menyambar di samping kami, depan dan belakang kami. Benar-benar situasi yang belum pernah saya alami sebelumnya. Sempat teringat korban pendaki yang meninggal disambar petir di area watu gede. Disitu saya berdoa terus kepada Alloh untuk diberi keselamatan kami semua sehingga selamat sampai pondokan. Terus berjalan akhirnya sampai Lembah kidang, disini hujan dan petir sudah reda. kami sempatkan isi botol air dulu sehingga sampai pondokan langsung bisa bikin minuman hangat. tak lama di Lembah kidang kami langsung menuju pondokan, dan syukur alhamdulillah akhirnya kami bertiga sampai pondokan dengan selamat sekitar jam 16.00 atau sekitar 3 jam dari puncak Arjuno. Disini kami disambut oleh mas Danan dan istri dengan STMJ hangat. kami sangat berterima kasih kepada mas Danan dan istrinya. Jadi belum sempat ganti baju dan celana kami langsung berbagi dulu minuman STMJ dari mas Danang. Kami langsung gantian ganti baju dan celana basah dengan Baju kering, lanjut masak air dan bikin makan malam. dan begitulah, malam itu kami langsung rebahan berusaha tidur sambil mengenang perjalanan tadi siang yang luar biasa, tidak akan terlupakan seumur hidup.Alas lali jiwo Arjuno memang bukan kisah isapan jempol semata, memang benar adanya. Sangat beruntung kami bertiga masih di tolong oleh Alloh SWT. Inilah pelajaran yang sangat luar biasa yang mebuat kami akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan kami sang maha pengasih maha penyayang.
***
#Lanjut Pendakian Welirang 14 April 2018
Saya masih dengan kesulitan tidur nyenyak di gunung, akhirnya kami mulai bangun jam 04.00, kami langsung menyiapkan makan pagi dan minuman untuk persiapan menuju puncak welirang. Bersyukur cuaca pagi itu sangat cerah. Setelah semua bekal dan perlengkapan siap, kami jam 06.00 mulai jalan ke puncak welirang. Jalur ke welirang dari Pondokan sangat jelas, karena merupakan jalur penambang yang membawa Belerang dari atas ke Pondokan untuk selanjutnya dibawa ke Tretes dengan menggunakan Jeep. Awal-awal jalurnya masih cukup enak, jalur tanah ada tanjakan dan ada dataran. Lepas itu jalurnya nanjak terus berbatu sampai Taman Dewa.
 |
Jalur ke Welirang |
Taman dewa adalah dataran cukup luas, jika kekiri adalah jalur ke kembar 1 dan ke kembar 2 (yang ini saya sangat penasaran, semoga suata saat bisa ke Kembar 1 dan Kembar2) dan lurus adalah jalur ke Puncak Welirang.
 |
di Taman Dewa |
Istirahat sebentar, lanjut jalan lagi. Medanya datar dan kanan kiri banyak ditumbuhi pohon cantigi. Nanti akan ada persimpangan yang kiri ke jalur kawah penambang belerang, dan yang lurus ke arah puncak Welirang. dari sini puncak welirang sudah dekat, tinggal satu tanjakan lagi dan dataran lalu nanjak sedikit maka sampailah kami di Puncak Welirang 3.156 mdpl. Kurang lebih kami 3 jam dari Pondokan sampai ke puncak Welirang.
 |
Bersyukur sampai puncak dengan selamat |
 |
Kerjasama dan kekompakan Team adalah yang utama |
Sudah Cukup mengambil foto dan menikmati pemandangan, kami bersiap untuk kembali ke Pondokan. Sekitar dua jam kami sampai di pondokan lagi. Istirahat membuat makan siang, bongkar tenda, jam 13.00 kami bersiap untuk kembali ke Kopkopan. Jalan dari Pondokan ke kopkopan masih relatif aman, cuma kaki sudah terasa capek.Sekitar 2 jam atau jam 15.00 kami sampai Kopkopan. Disini kami istirahat sekitar 1 jam untuk memulihkan tenaga.Untung warung di kopkopan buka, sehingga kami bisa pesan Teh Panas dan makan cemilan kami yang tersisa. jam 16.00 kami lanjut jalan menuju Pos Perijinan. Disinilah kaki saya sudah terasa capek. Ditambah batunya banyak yang terlepas, tidak seperti jalur pondokan ke kopkopan yang batunya relatif masih kenceng tidak terlepas dari tempatnya, inilah yang membuat pijakan kadang meleset, untungnya tidak sampai terkilir. karena stamina kami juga sudah habis, jadi kami berjalan pelan-pelan dengan sisa tenaga yang ada. karena ini adalah double summit pertama bagi kami bertiga. Kurang lebih 3 Jam kami sampai juga di Pos perijinan. Gak pakai lama kami langsung ambil motor diparkiran dan perjalanan menuju Rumah. sampai Masjid Cheng ho Pandaan kami berhenti untuk makan soto dan teh hangat dulu untuk memulihkan stamina. Dan begitulah pemirsa......pendakian 3 hari kali ini adalah luar biasa, banyak suka dukanya. Kuncinya adalah team yang solid dalam pendakian, saling menekan ego, saling membantu dan yang paling utama adalah kembali kerumah bersama team dengan selamat. Terima kasih sudah membaca, tunggu kisah pendakian selanjutnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar